Jumat, 11 April 2014

Lirik Lagu-Lagu Sunda beserta maknanya

1. Lagu "Manuk Dadali" adalah sebuah lagu berbahasa sunda yang diciptaan oleh Sambas Mangundikarta, seorang jurnalis dan seniman yang lahir di Bandung pada tanggal 21 September 1926. Tembang tersebut sempat populer di tahun 1962 dengan memuncaki tangga lagu-lagu baru di RRI Bandung yang pada saat itu merupakan “raja” di dunia broadcast tatar parahyangan. Lagu ini menceritakan seekor Manuk (burung) Dadali yang di artikan sebagai burung Garuda yang dilukiskan sebagai burung yang gagah perkasa. Lagu Manuk Dadalimemuat syair lagu yang bernafaskan Nasionalisme, selain daripada itu, lagu ini sangat enak didengar, terlebih jika dinyanyikan menggunakan angklung.

berikut lirik lagu manuk dadali,

MANUK DADALI

Mesat ngapung luhur jauh di awang-awang

Meberkeun jangjangna bangun taya karingrang

Kukuna ranggoas reujeung pamatukna ngeluk

Ngapak mega bari hiberna tarik nyuruwuk


Saha anu bisa nyusul kana tandangna

Tandang jeung pertentang taya bandingannana

Dipikagimir dipikaserab ku sasama

Taya karempan kasieun leber wawanenna


Refrain :
Manuk dadali manuk panggagahna

Perlambang sakti Indonesia Jaya

Manuk dadali pangkakoncarana

Resep ngahiji rukun sakabehna


Hirup sauyunan tara pahiri-hiri

Silih pikanyaah teu inggis bela pati

Manuk dadali ngandung siloka sinatria

Keur sakumna Bangsa di Nagara Indonesia



berikut juga terjemahan lirik Manuk dadali dalam bahasa indonesianya:

Terbang melesat tinggi, jauh di awang-awang
Merentang sayapnya, tegak tanpa ragu
Kukunya panjang dan paruhnya melengkung
Menyongsong langit dengan cergas terbangnya

Siapa yang bisa menyaingi keberaniannya
Gagah perkasa tanpa tandingan
Dihormati dan disegani oleh sesama
Tanpa ragu tanpa takut, besar nyalinya

Refrain :
Burung garuda, burung paling gagah
Lambang sakti Indonesia jaya
Burung garuda, yang paling tersohor
Senang bersatu, rukun semuanya

Hidup berhimpun tanpa saling iri
Saling menyayangi, tak sungkan membela
Burung garuda adalah lambang kesatriaan
Untuk seluruh bangsa di negara Indonesia

2.  BUBUY BULAN

Bubuy bulan-bubuy bulan sanggray bentang

Panon poe-panon poe disasate

Unggal bulan-unggal bulan abdi teang

Unggal poe-unggal poe oge hade

Situ Ciburuy laukna hese dipancing

Nyeredet hate ningali ngeplak caina

Duh eta saha nu ngalangkung unggal enjing

Nyeredet hate ningali sorot socana


Pembahasan:

Bubuy bulan = bulan di bubuy, maksudnya bulan adalah Rasullullah Saaw, seperti lagu Thola’al Badru Alaina artinya telah datang bulan purnama kepada kami. Bulan purnama disini adalah Rasullullah saaw. Jadi arti bulan dalam lagu “Bubuy Bulan” adalah ajaran Rasullulah saaw. Bubuy disini adalah perumpamaan dari pembumi hangusan ajaran rasulullah.

Sanggray Benthang=bintang di sangray,bintang adalah perlambang dari Ahlul Bait Rasulullah saaw,seperti dalam hadits: Bintang-bintang adalah penunjuk bagi pelaut agar tidak tersesat,dan ahlul baitku adalah bintang-bintang bagi umatku,yang bila berpegang pada mereka niscaya akan selamat dunia akhirat. Namun dalam lagu ini para ulama terdahulu mau menunjukkan kepada kita betapa ajaran Rasulullah saaw yang telah diteruskan kepada ahlulbaitnya sebagai wasi’ atau penjaga agama rasul telah di “sangray”,maksudnya telah dikhianati dengan cara yang kejam,

Panon poe,panon poe disasate=matahari disate berkali-kali (sasate mengandung arti pengulangan), matahari mengandung arti para ulama yang menyampaikan ajaran Rasul dan ahlul baitnya, cahayanya memancar keseluruh umat memberikan penerangan-penerangan yang dengan cahayanya manusia dapat membedakan mana yang baik dan buruk bagi kehidupan mereka di dunia dan akhirat, namun matahari-matahari ini di sasate, yang mengandung arti dibantai,dibunuh dengan kejam dan licik, agar ajaranya hilang dari muka bumi, tujuan pembantaian para ulama ini adalah demi langgengnya kekuasaan atau demi tujuan politik, dan hal ini berlangsung sejak wafatnya rasulullah saw,dengan puncak kesadisan yang tidak ada bandingnya dalam peradaban manusia, ketika cucu Rasullullah saw dan keluarga rasulullah yang lain dibantai dengan sadis. Peristiwa karbala dan peristiwa-peristiwa pembantaian yang lain kepada pecinta keluarga rasul, menyebabkan terjadinya hijrah besar-besaran untuk menyelamatkan agama rasul dan keluarganya, dan Nusantara adalah salah satu tempat hijrah mereka, itulah sebabnya selama 600 tahun ajaran rasullullah berkembang pesat dinegara ini, sampai datangnya musuh-musuh Allah yang berkedok ulama, karena hasadnya mereka membumihanguskan ajaran rasul, yang diwariskan kepada ahlulbaitnya dan disampaikan oleh para ulama pecinta ahlul bait, para ulama ini dibantai, kitab-kitabnya dibumihanguskan, untuk menghilangkan ajaran rasul. Pesan inilah yang disampaikan pada 3 baris pertama lagu BubuyBulan, pada baris ke tiga lebih ditekankan pada sosok seorang ulama, yang syahid dibantai, ulama ini mempunyai gelar Syamsuddin = mataharinya agama = panon poe = matahari.

Kesedihan yang luarbiasa dahsyat ia alami atas kejadian tersebut, kesedihan yang ia tuangkan dalam syair-syair berikut; Unggal bulan-unggal bulan, abdi teang=setiap ada bulan saya mencari,

Unggal poe, unggal poe= tiap hari saya juga mencari

Ogek hade = pencarian tersebut sama bagusnya, kegiatan mencari dan pencarian disini melambangkan ikhtiar dan do’a melindungi sisa-sisa dari pembantaian dan usahanya mencari pengganti gurunya yang syahid tersebut, ikhtiar dan do’a tersebut bagusnya dilakukan malam hari, kalimat ini bisa jadi suatu pemberitahuan atau bahasa rahasia, untuk berguru dimalam hari dalam rangka ikhtiar mencari ilmu dan melindungi sisa-sisa pembantaian tersebut, dalam hal ini mungkin anak atau keluarga dari ulama tersebut. Namun lebih bagus juga (ogek hade) bila siang hari pun melakukan usaha yang sama.

Situ ciburuy,laukna hese’dipancing = kalimat ini lebih kepada keterangan tempat dan waktu, ditekankan pada kata situ ciburuy = tempat dan lauk yang berarti sengkalan, sistem penanggalan yang diajarkan oleh para wali, ikan disini berarti tahun: bagian-bagian ikan dibaca dari atas kebawah = dari kepala ke ekor: kepala;1, badan;1 sirip;2 ekor;1 =1121, berarti kejadian ini terjadi pada tahun 1121 di situ ciburuy atau puncak pembantaian terjadi pada 1121,600 tahun setelah pemerintahan ahlul bait yang adil makmur merata di nusantara.

Nyaredet hate = sedih susah ngenes, pilu,sakit hati yang luar biasa tapi gak ada yang bisa diperbuat,

Ningali ngeplak cai na = melihat darah (ulama yang menjadi gurunya)ditumpahkan dengan sengaja

Ngeplak = air dalam jumlah besar ditumpahkan secara sengaja

Cai = dalam b.sastra sunda bisa berarti darah atau air,

Duh eta saha nu ngalangkung unggal enjing; siapakah itu yang hadir setiap pagi,

Nyaredet hate; mengiris hati (melihat yang hadir tiap pagi itu,mengingat kejadian diatas,peristiwa ketika gurunya syahid bergelimang darah)

Ningali sorot socana; melihat sorot matanya (yang tegas),sorot matanya yang tegas itu lah yang mengingatkan si penembang syair ini teringat akan gurunya yang selama ini ia selalu berusaha mencari gantinya malam dan siang. sorot socana; pandangan mata yang tegas, lawannya cai socana; pandangan mata yang lembut.

Sorot hanya ditujukan untuk laki-laki.

 Artinya :  

Memepes bulan

Memepes bulan- Memepes bulan menyangrai bintang
Matahari-matahari disate
Setiap bulan-setiap bulan saya jemput
Setiap hari-setiap hari juga baik

Danau ciburuy ikannya susah dipancing
Hati bergetar melihat air yang jernih
Tuh,itu siapa yang melihat setiap pagi
Hati bergetar melihat sorotan matanya

Setiap bulan-setiap bulan saya jemput
Setiap hari-setiap hari juga baik


Danau ciburuy ikannya susah dipancing
Hati bergetar melihat air yang jernih
Tuh,itu siapa yang melihat setiap pagi
Hati bergetar melihat sorotan matanya

Setiap bulan-setiap bulan saya jemput
Setiap hari-setiap hari juga baik

isi dari lagu kawih tersebut :

menceritakan tentang perasaan orang yang sedag  jatuh cinta,yang diibaratkan seperti melihat hal yang sangat indah dan perasaannya pun bahagia sekali.
3.
PANON HIDEUNG
Jawa Barat
Ciptaan : Ismail Marzuki

Panon hideung pipi koneng
Irung mancung Putri Bandung
Putri saha di mana bumina
Abbi reseup kaanjeunna
Siang wengi kaimpi-impi
Hate abdi sara redih
Teuemut dahar
Teuemut nginum
Emut kanu geulis
Panon Hideung

Arti Lagu Panon Hideung :
Mata hitam pipi kuning
Hidung mancung putri Bandung
Anak siapa di mana rumahnya
Aku suka padanya
Siang malam terimpi-impi
Hatiku merasa sedih
Lupa makan
Lupa minum
Ingat pada si cantik
Mata hitam
4.
PILEULEUYAN

Jawa Barat 

Hayu batur hayu batur urang kumpul sarerea
Hayu batur hayu batur urang sosonoan heula
Pileuleuyan pileuleuyan sapu nyere pegat simpay
Pileuleuyan pileuleuyan paturay patepang deui
Amit mundur amit mundur amit ka jalma nu rea
Amit mundur amit mundur da kuring arek ngumbara

Tentang Lagu Pileuleuyan:
Arti pileuleuyan adalah Berpisah untuk berjumpa lagi, ada juga yang bilang kalau artinya adalah Yang selalu dirindukan.Perpisahan, farewell, sayonara, pileuleuyan itu mah kata orang Sunda nya’, memang tidak enak. Tetapi apa boleh buat, apa hendak dikata. Perpisahan kadang juga suatu awal dari kemajuan karir seseorang, perpisahan dengan teman, tetangga, sejawat di kantor dll, tentunya akan membawa suasana haru, sedih, kadang menangis, tetapi biasanya hanya berlangsung sebentar saja. Setelah itu semuanya akan berjalan sebagaimana biasa lagi. Maunya sih memang tidak usah ada perpisahan, tapi kayaknya sudah jadi hukum alam bahwa setiap ada perjumpaan pasti akan ada perpisahan
5.  SAPU NYERE PEGAT SIMPAI 
Ririungan urang karumpul
meungpeung deukeut hayu urang sosonoan
Macangkrama bari ngawadul
urang silih tempas silih eledan
Moal lila jeung babaturan
hiji wanci anu geus ditangtukeun
Bakal pisah bakal pajauh
bakal mopohokeun katineung urang
Sapu nyere pegat simpai bakal kasorang
takdir ti Gusti Hyang Widi pasti kalakon
Urang rek papisah urang rek pajauh
meungpeung deukeut hayu urang sosonoan

Bahasa Indonesia

SAPU LIDI PUTUS SIMPAI
Ririungan kita karumpul
mumpung dekat mari kita sosonoan
Bercengkrama bari ngawadul
kita saling tempas saling eledan
Tidak lama bersama handai
satu waktu yang sudah ditangtuken
Akan cerai akan pajauh
akan melupakan katineng kita
Sapu lidi putus simpai akan teralami
kadar dari Gusti Hyang Izin pasti laksana
Kita akan cerai kita akan pajauh
mumpung dekat mari kita sosonoan
6. Peuyeum Bandung
Dimana-mana
Di kampung di kota
Tos kakoncara
Ku nikmat rasana

Sampeu asalna
Teu direka-reka
Naon namina
Duh matak kabita

Peuyeum Bandung kamashur
Pangaosna teu luhur
Ku sadaya kagaleuh
Sepuh jeung murangkalih

Mangga cobian
Bilih panasaran
Peuyeum ti Bandung
Henteu sambarangan

Bahasa Indonesia

Tape Bandung
Dimana-mana
Di kampung di kota
Sudah terkenal
Oleh nikmat rasanya

Singkong berasal
Ga direka-reka
Apa bernama
Duh matak menginginkan

Tape Bandung kamashur
Harganya ga tinggi
Oleh semua kagaleh
Orangtua bersama bocah

Baiklah cobian
Kalau-kalau panasaran
Tape dari Bandung
Tidak sambarangan
menceritakan jenis makanan yang berasal dari Bandung yaitu tape bandung.
7.  Mojang Priangan

Angkat ngagandeuang, bangun taya karingrang
Nganggo sinjang dilamban,
Mojang priangan
Umat imut lucu, sura seuri nyari
Larak lirik keupat, mojang priangan.
Diraksukan kabaya
Nambihan cahayana
Dangdosan sederhana
mojang priangan
……
 Gareulis maranis
Disinjang lalenjang
Estu sono mun leumpang
Mojang Priangan ...

Digigirna ge lenggik
Dihareupna ge sieup
Ditukangna lenjang
Mojang Priangan ...

Diraksukan kabaya
Nambihan cahayana
Dangdosan sederhana
Mojang priangan ... 2X

Mojang anu donto
Matak sono nu nempo
Mun tepung sono ka
Mojang Priangan ...

Bahasa Indonesia

Pemudi Priangan
Label: Jawa Barat
Pergi ngagandeang
Bangun taya karingrang
Memakai samping dilamban
Pemudi priangan ...

Umat-tersenyum lucu
Sura-tertawa nyari
Larak-lirik lengang
Pemudi Priangan ...

Diraksukeun kebaya
Nambihan cahayana
Dangdosan sederhana
Pemudi priangan ... 2x

Pemudi yang donto
Matak rindu yang nempo
Mun nempel rindu kepada
Pemudi Priangan ...

...

Garelis maranis
Disinjang lalenjang
Estu rindu mun angkat
Pemudi Priangan ...

Digigirna ge lenggik
Diharepna ge siep
Ditukangna lenjang
Pemudi Priangan ...

Diraksukeun kebaya
Nambihan cahayana
Dangdosan sederhana
Pemudi priangan ... 2x

Pemudi yang donto
Matak rindu yang nempo
Mun nempel rindu kepada
Pemudi Priangan ...
Mojang priangan itu, kalau dari asal katanya berarti: mojang = wanita, priangan= wilayah priangan (Jawa Barat). Jadi, mojang priangan adalah wanita yang berasal dari daerah Jawa Barat –yang notabene merupakan daerah sunda. Dan, refernya lebih ke daerah Bandung. Kebetulan Bandung sebagai ibukota Jawa Barat.

(sumber gambar dari sini)
Konon, mojang priangan terkenal cantik dengan kulit yang lebih cerah. Walaupun tentu saja tidak semua seperti itu. Karena semua wanita dari seluruh wilayah Indonesia itu menurut saya sih punya kecantikan yang khas. Apapun warna kulitnya.
Dalam bayangan saya, mojang priangan itu lekat dengan imej wanita yang lembut nan cantik, memakai kebaya lengkap, sanggul, kain yang di’lamban’ di pinggirnya, dan lain –lainnya. Lamban itu dalam bahasa indonesia, apa ya.. mungkin semacam lipatan tiga atau lebih di tepi kain, dipakai pas di badan sehingga cara jalan pun harus disesuaikan. Pokoknya anggun.
Tapi sepertinya itu adalah penampilan mojang priangan yang agak jadul ya. Apalagi kain yang di’lamban’. Sekarang rasanya jarang melihat kain dengan gaya seperti itu. Dulu, ibu saya sering berpenampilan seperti itu, berkumpul dengan para ibu –ibu lainnya dalam kegiatan ibu –ibu yang formal. Wah kesannya itu untuk ibu –ibu saja, ya. Dulu sih kebaya itu dipakai dalam keseharian, tapi sekarang kebaya seperti simbol saja, hanya dipakai dalam acara tertentu.
Saya sendiri, walaupun berasal dari sunda dan dibesarkan dalam kultur seperti itu sampai saat ini, sebenarnya tidak terlalu memahami adat sunda itu sendiri. Bahkan, bahasa sunda buhun pun (bahasa sunda yang sangat sunda sehingga jarang dipakai) sudah lupa –lupa ingat. Di rumah, orang tua saya sering mengatakan istilah ‘pamali’, yakni hal –hal yang tidak boleh dilakukan (terutama wanita). Entah kenapa, wanita itu banyak sekali pamalinya, sedangkan laki –laki tidak (secara adik saya laki –laki). Kenapa ya?
Tanya kenapa?
Dan saya juga tidak terlalu suka kebaya. Walaupun itu dengan model yang sedang tren dan disesuaikan selera pasar, saya tetap tidak terlalu suka. Saya hanya memakai kebaya (bisa dibilang terpaksa mungkin) dalam acara formal yang diwajibkan memakainya, seperti wisuda. Mungkin saya bukan orang yang cinta budaya sendiri ya? Sebenarnya masalah selera saja sih, saya lebih nyaman dengan pakaian lain.

8. Badminton
Badminton di mana-mana 
di kampung jeung di kota 
Badminton jeung suka-suka 
panglipur lara brang ta 
Di smes dikap dilob bek hen 
Di smes dikap dilop klein spell
 Ngulangkeun raket diaturtingkahna maju mundur 
Latihan ngarih di dapur 
sareng ngangebug kasur
Badminton di mana-mana 
di kampung-kampung di kota 
Badminton jeung suka-suka badminton 
Bari bgajungkung raket nyangigirapung-apungan tibeulah kenca
 Kana net nyangsang bulu kok coplokrek babalonan ulin leutik keketrekan 
Ngulangkeun raket diatur
 tingkahna teh maju mundur 
Dapur latihan ngarih gigih

Bahasa Indonesia

Bulutangkis

Bulutangkis di mana-mana

di kampung bersama di kota

Bulutangkis bersama kenan-kenan

panglipur lara brang ta

Di smes dikap dilob bek hen

Di smes dikap dilop klein spell

Ngulangken dekat diaturtingkahna tampil mundur

Latihan ngarih di dapur

bersama ngangebug kasur
Bulutangkis di mana-mana

di kampung-kampung di kota

Bulutangkis bersama kenan-kenan bulu tangkis

Bari bgajungkung dekat nyangigirapung-apungan tibelah kiri

Kana net kesangsang bulu kok coplokrek babalonan main kecil keketrekan

Ngulangken dekat diatur

tingkahna teh tampil mundur

Dapur latihan ngarih gigih
 9. Euis
 Euis, ke antosan heula,
Aeh aeh saha eta,
Abdi sobat nu baheula,
Euleuh euleuh saur saur saha,

Euis teuing ku lucuna,
Idih idih paribasa,
Estu ku matak kayungyun,
Ah pameget eta mah biasa,

Ibu, bapa, dieu geura,
Sok aya jajaka,
Nu ngangkentresna,
Ku ngararewa,
Estu ku seueur gogoda,
Nu jangkung jalmina,
Kandel kumisna,
Sesah hilapna,

Euis, ke antosan heula,
Aeh aeh saha eta,
Abdi sobat nu baheula,
Euleuh euleuh saur saur saha,

Euis teuing ku lucuna,
Idih idih paribasa,
Estu ku matak kayungyun,
Ah pameget eta mah biasa,

Ibu, bapa, dieu geura,
Sok aya jajaka,
Nu ngangkentresna,
Ku ngararewa,
Estu ku seueur gogoda,
Nu jangkung jalmina,
Kandel kumisna,
Sesah hilapna,
Sesah hilapna,
Sesah hilapna,
Sesah hilapna,

Ini terjemahan bebas, jadi bukan letterlijk (kata demi kata)


Euis, ke antosan heula,
Euis (nama panggilan sayang untuk perempuan muda Sunda, singkatan dari geulis= cantik)
ke antosan heula = ke (singkatan dari engke)
ke antosan heula = Nanti dulu, tunggu dulu

Aeh aeh saha eta (lirik yang benar, euleuh euleuh saha eta)
euleuh-euleuh itu ujaran yang mengungkapkan ras takjub
saha eta= siapa itu

Abdi sobat nu baheula,
Saya teman lama

Euleuh euleuh saur saur saha,
Sahur saha= kata siapa?

Euis teuing ku lucuna,
Euis sungguh cantik sekali ya (lucu dalam bahasa Sunda= bagus/manis/cantik untuk gender feminin)

Idih idih paribasa, (nggak ada ujaran idih (Betawi) dalam bahasa Sunda. Euleuh-euleuh)
Ah mengada-ada

Estu ku matak kayungyun,
Sungguh, sebab memang cantik koq

Ah pameget eta mah biasa,
Dasar lelaki, itu sih biasa

Ibu, Bapak, dieu geura,
Ibu, Bapak, ke sini deh

Sok aya jajaka,
Suka ada jejaka

Nu ngangken tresna,
Yang memohon/meminta/mengemis cinta

Ku ngararewa,
(tapi) caranya kurang pantas (dari kata dasar ngewa)

Estu ku seueur gogoda,
Sungguh sangat banyak godaan

Nu jangkung jalmina,
Yang tinggi orangnya

Kandel kumisna,
Tebal kumisnya

Sesah hilapna,
Sulit terlupakan

Source:

Ini lagu yang ceria sekaligus jenaka mencerminkan karakter Sunda pada umumnya.
Bagusnya sih duet (lelaki/perempuan)
10. Es Lilin
Es lilin mah didorong-dorong
dibantun mah dibantun ka Sukajadi
abdi isin ceuceu samar kaduga
sok sieun mah aduuh henteu ngajadi

Es lilin mah ceuceu buatan Bandung
dicandakna geuningan ka Cipaganti
abdi isin jungjunan duh bararingung
sok inggis mah aduuh henteu ngajadi

Itu saha dunungan nu nungtun munding
digantelan geuning ku saputangan
itu saha dunungan ku ginding teuing
sing horeng mah aduh geuning jungjunan

Es lilin mah ceuceu dikalapaan
raosna mah geuningan kabina-bina
abdi alim dunungan paduduaan
sok sieun mah dibantun kamana-mana

Kamana mah dunungan ngaitkeun cingcin
ka kaler mah aduuh katojo bolat
kamana mah dunungan ngaitkeun pikir
sakieu mah aduuh panas hatena.
 Sakiceup Kamus Sunda - Indonesia

ceuceu : panggilan untuk perempuan yang lebih tua atau sebaya
ahir : akhir
ieu : ini
urang : kita
atanapi : tetapi
abdi : saya
ngadangu : mendengar
sanajan : walaupun
ngan : hanya
wungkul : saja
leres : benar
saleresna : sebenarnya
dianggo : digunakan/dipakai
ku : oleh, dengan
pikeun : untuk
asa : serasa
waas : perasaan hati yang muncul ketika teringat akan kenangan atau berada di tempat yang nyaman atau indah
saban : setiap
sakedik : sedikit
seratan : tulisan
nu : yang
bade : mau/akan
dieu : sini
ngaemutan : mengingatkan
kumaha : bagaimana
rumpaka : lirik
kunaon : mengapa
disebat : disebut
kieu : begini
mangga : silakan
emut : ingat
terasan : kelanjutan
tipayun : terdepan
diserat : ditulis
upami : jika
ditaros : ditanya
kitu : begitu
kadangkala : terkadang
jalmi : orang
dilebetna : termasuk
neraskeun : melanjutkan
kecap : kata
heureuy : bercanda
eta : kata penunjuk jarak antara ‘ini’ dan ‘itu’, penunjuk sesuatu yang sudah diceritakan sebelumnya
janten : jadi
terasanana : kelanjutannya
sanes : bukan
hayu : ayo, mari
tingali : lihat
lengkep : lengkap
dibantun : dibawa
ka : ke
isin : malu
samar : ragu-ragu
kaduga : kuat, berani
sok, osok : suka, sering
sieun : takut
henteu : tidak
ngajadi : terjadi
dicandakna : dibawanya
geuning/an : ternyata
jungjunan : kekasih
bararingung : bingung
inggis : khawatir
saha : siapa
dunungan : majikan, atasan
nungtun : menuntun
munding : kerbau
digantelan : digantungi
ginding : mentereng, perlente
teuing : sekali, sangat
sing horeng : kata antar untuk menunjukkan hal tak terduga
dikalapaan : diberi kelapa
raosna : rasa enaknya
kabina-bina : sungguh terlalu
alim : tidak mau
paduduaan : berduaan
cingcin : cincin
kaler : utara
katojo : ke arah
kamana : kemana
hatena : hatinya